Sabtu, 12 September 2015

Jawaban Pemuda Muslim kepada Seorang Atheis yang bertanya siapa pencipta Tuhan



Ada seorang Atheis yang memasuki sebuah masjid, di daerah Timur Tengah untuk mengajak umat Muslim berdiskusi. Sehingga, tiga pertanyaan yang diajukan, tidak boleh dijawab dengan hadist maupun dalil. Kontan, membuat sejumlah jamaah muslim bingung.
Tiga pertanyaan yang diajukan hanya boleh dijawab dengan akal, karena dalil maupun hadist hanya dipercaya oleh pengikutnya (hanya umat muslim). Aturannya, jika tetap dijawab dengan dalil, maka diskusi menjadi tidak berjalan dan tidak menghasilkan apa-apa.
Berikut, tiga pertanyaan seorang Atheis:
1. Siapa yang menciptakan Allah? Bukankah semua yang ada di dunia ada karena ada penciptanya? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?
2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air? Bukankah itu janji Allah di surga?
3. Kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka? Bukankah neraka juga dari api? 

Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda. Selanjutnya, pemuda menjawab satu demi satu pertanyaan dari seorang Atheis.

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2?
 Jawaban itu, sontak membuat sang Atheis diam membisu, karena kita mengetahui bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun. Artinya, tidak ada kesulitan memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yang Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan.

2. Bukankah secara ilmiah, seorang bayi dalam kandungan ibu juga butuh makan dan minum. Nah, ketika bayi melakukan aktivitas makan dan minum di dalam perut ibunya. Lalu bagaimana kita buang air? Terbukti, juga tidak sulit memahami dan mempercayai bahwa di surga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air.

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab.
"Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah. Dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga. Lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yang sama, sebagaimana Iblis dan api neraka.
Atheis itu pun puas dengan dialog yang dilakukan, meskipun dirinya tidak dapat lagi membantah jawaban pemuda muslim.
Jadi, pemuda tadi memberikan pelajaran, kepada semua orang muslim. Bahwa kita harus tetap bijak menghadapi pertanyaan yang terkesan mencela atau merendahkan agama. Dan sangat tidak perlu menghadapinya dengan kekerasan, jika kita berbudi tinggi, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas, tapi tidak liberal, terbingkai manis dalam indahnya Aqidah.
Terakhir diketahui, pemuda muslim itu adalah Imam Abu Hanifah muda. lebih dikenal dengan yang lahir di Kufah, Irak pada 80 H  atau sekitar 699 Masehi. Tokoh muslim ini meninggal di Baghdad, Irak, 148 H/767 M.
Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi in, generasi setelah Sahabat nabi. Abu Hanifah, merupakan pendiri dari Madzhab Yurisprudensi Islam Hanafi. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar